Akibat pembangunan proyek transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rapid Transit (LRT) yang segera akan direalisasikan, diperkirakan dampak sosialnya akan mengakibatkan sebanyak 15.000 supir kehilangan pekerjaan alias menganggur. . Sebagaimana disebutkan pada Konsultasi Publik Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha transportasi Kota Medan, Kamis (5/4/2018), LRT dan BRT akan melintas dari seluruh jalur lalu lintas yang saat ini ada. Dari kawasan Amplas, Pinang Baris, Padang Bulan, Belawan hingga Jalan Letda Sudjono. . Menurut Ketua Keluarga Besar Supir/Pemilik Angkutan Kota (KESPER) Sumatera Utara, Israel Situmeang yang turut menghadiri konsultasi publik, akibat operasional LRT dan BRT kelak, sebanyak 105 titik yang dilalui berbagai merek angkutan kota akan kehilangan penumpang. Cepat atau lambat para supirnya akan kehilangan pekerjaan akan menganggur. . “Kalau keberadaan LRT dan BRT nantinya tidak mampu menjamin kelangsungan hidup para supir angkot yang berjumlah sekitar 15.000 orang, maka pembangunannya akan kami boikot,” tegas Israel. . Kendati dalam perencanaannya angkot berpeluang menjadi feeder atau pengumpan, supir angkot masa depannya tetap terancam. . Menanggapi sikap KESPER, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat menyatakan masih memungkinkan terjadi perubahan pola terhadap keberadaan angkot. Oleh sebab itu secara berkala akan ada percakapan dengan pihak KESPER membicarakannya. . “Tidak perlu para supir khawatir atau takut, mereka pasti tidak akan hilang karena adanya LRT dan BRT. Nanti masih akan terus dibicarakan,” ujar Renward. . Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2018/04/05/31622/15_000_supir_terancam_nganggur_kesper_ancam_boikot_proyek_brt_dan_lrt/
Tag: lrt
-
Pemko Medan tengah mempersiapkan angkutan massal Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT). . “Pilihan ini didasarkan dengan kondisi jalan yang ada di ibukota Provinsi Sumatera Utara ini. Di samping itu biaya lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan Mass Rapid Transit (MRT),” katanya, Kamis (29/3/2018). . Dua angkutan massal ini akan melayani Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Tanah Karo). “Untuk saat ini Pemko Medan fokus mempersiapkan LRT dan BRT,” terangnya didampingi Kepala Bappeda, Wirya Alrahman. . Akhyar mengatakan, dipilihnya transportasi sistem LRT dan BRT berdasarkan hasil studi dan demand survey yang telah dilakukan. Dari hasil studi dan survey yang dilakukan, lanjutnya, respon masyarakat cukup baik. “Masyarakat mau beralih dari angkutan konvensional selama ini dengan LRT dan BRT,” tambahnya. , Kepala Bappeda Kota Medan Wirya Al Rahman menambahkan, proyek LRT dan BRT di Kota Medan dibangun dengan sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). “Pembiayaanya sebagian besar menggunakan dana dari pemerintah dan kita berupaya seminim mungkin mengeluarkan anggaran,” jelasnya. . Proyek pembangunan LRT dan BRT di Kota Medan, jelas Wirya, merupakan proyek KPBU pertama di Indonesia. Sedangkan di Kota Palembang dan DKI Jakarta, kata Wirya, pembiayaannya menggunakan dana dari APBN. “Selain proyek LRT dan BRT, pengembangan RSUD Dr Pirngadi juga kita lakukan dengan sistem KPBU,” terangnya. . Ketika disinggung mengenai besarnya tarif yang akan diberlakukan ketika LRT dan BRT dioperasikan, Wirya mengatakan Rp 10 ribu dari satu titik ke titik paling jauh. Dia menilai, tarif itu cukup ekonomis, sebab masyarakat tidak perlu berganti-ganti kenderaan seperti yang selama ini dilakukan ketika menaiki angkutan kota. . Sebagai tahap awal, rute LRT adalah dari Kelurahan Laucih di Medan Tuntungan dan Aksara, di Medan Tembung (PP). Untuk rute BRT dari Terminal Pinang Baris ke Terminal Amplas (PP). . Sumber : http://m.medansatu.com/berita/40863/warga-medan-yuk-siap-siap-naik-lrt-brt-ini-rute-dan-tarifnya/ [bersambung dikomentar]
Pemko Medan tengah mempersiapkan angkutan massal Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT). . “Pilihan ini didasarkan dengan kondisi jalan yang ada di ibukota Provinsi Sumatera Utara ini. Di samping itu biaya lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan Mass Rapid Transit (MRT),” katanya, Kamis (29/3/2018). . Dua angkutan massal ini akan melayani Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Tanah Karo). “Untuk saat ini Pemko Medan fokus mempersiapkan LRT dan BRT,” terangnya didampingi Kepala Bappeda, Wirya Alrahman. . Akhyar mengatakan, dipilihnya transportasi sistem LRT dan BRT berdasarkan hasil studi dan demand survey yang telah dilakukan. Dari hasil studi dan survey yang dilakukan, lanjutnya, respon masyarakat cukup baik. “Masyarakat mau beralih dari angkutan konvensional selama ini dengan LRT dan BRT,” tambahnya. , Kepala Bappeda Kota Medan Wirya Al Rahman menambahkan, proyek LRT dan BRT di Kota Medan dibangun dengan sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). “Pembiayaanya sebagian besar menggunakan dana dari pemerintah dan kita berupaya seminim mungkin mengeluarkan anggaran,” jelasnya. . Proyek pembangunan LRT dan BRT di Kota Medan, jelas Wirya, merupakan proyek KPBU pertama di Indonesia. Sedangkan di Kota Palembang dan DKI Jakarta, kata Wirya, pembiayaannya menggunakan dana dari APBN. “Selain proyek LRT dan BRT, pengembangan RSUD Dr Pirngadi juga kita lakukan dengan sistem KPBU,” terangnya. . Ketika disinggung mengenai besarnya tarif yang akan diberlakukan ketika LRT dan BRT dioperasikan, Wirya mengatakan Rp 10 ribu dari satu titik ke titik paling jauh. Dia menilai, tarif itu cukup ekonomis, sebab masyarakat tidak perlu berganti-ganti kenderaan seperti yang selama ini dilakukan ketika menaiki angkutan kota. . Sebagai tahap awal, rute LRT adalah dari Kelurahan Laucih di Medan Tuntungan dan Aksara, di Medan Tembung (PP). Untuk rute BRT dari Terminal Pinang Baris ke Terminal Amplas (PP). . Sumber : http://m.medansatu.com/berita/40863/warga-medan-yuk-siap-siap-naik-lrt-brt-ini-rute-dan-tarifnya/ [bersambung dikomentar]
-
Proyek Light Rail Transit (LRT) Medan bakal diusahakan melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPB). Walikota Medan, Dzulmi Eldin mengatakan, dari hasil feasibility study yang telah mereka lakukan untuk proyek LRT Medan, sejumlah investor diketahui telah menyatakan minatnya untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan kereta api ringan pertama di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara itu. . Dia bilang, setidaknya ada 10 investor, baik lokal maupun mancanegara yang berminat ikut berinvestasi ke proyek yang digadang-gadang menjadi solusi kemacetan di kota Medan itu. . “Investornya ada 10 yang berminat. Dan bahkan, dari 3 koridor yang kita rencanakan untuk dibangun, ada yang ingin menyambung lagi tambah koridor dan sudah datang ke kita,” katanya saat ditemui detikFinance di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (29/11/2017). . Meski tak menyebut rinci siapa saja investor yang berminat, namun Dzulmi menyebutkan China, Korea Selatan dan Singapura berminat untuk membangun LRT Medan. Bahkan, investor asal China menginginkan adanya penambahan koridor baru dalam rencana pembangunannya. . “Investor luar ada dari Korea, Singapura, China. Bahkan yang dari China mereka datang sendiri nawarin. Mungkin mereka tertarik dengan pola yang kita tawarkan,” ungkapnya. . Pembangunan LRT Medan sendiri saat ini masih dalam tahap final business case (FBC). Setelah tahap ini rampung, diharapkan proses lelang investor bisa dilaksanakan pada tahun depan dan konstruksi dimulai di 2019. . Proyek ini telah tercantum di dalam daftar Public Private Partnership (PPP) project 2017 atau proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). . “Saya komitmen untuk nanti (investasi), saya sampaikan dulu ke Bappenas atau Kementerian Keuangan melalui SMI (Sarana Multi Infrastruktur), atau kalau mau kerja sama sendiri dengan kita, tapi jaminannya hanya jaminan Pemkot saja. Kalau mereka mau jaminan seperti yang dilakukan KPBU, mereka harus lakukan proses ini,” pungkasnya. . Sumber : https://m.detik.com/finance/infrastruktur/3749294/china-korsel-hingga-singapura-minat-bangun-lrt-medan
Proyek Light Rail Transit (LRT) Medan bakal diusahakan melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPB). Walikota Medan, Dzulmi Eldin mengatakan, dari hasil feasibility study yang telah mereka lakukan untuk proyek LRT Medan, sejumlah investor diketahui telah menyatakan minatnya untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan kereta api ringan pertama di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara itu. . Dia bilang, setidaknya ada 10 investor, baik lokal maupun mancanegara yang berminat ikut berinvestasi ke proyek yang digadang-gadang menjadi solusi kemacetan di kota Medan itu. . “Investornya ada 10 yang berminat. Dan bahkan, dari 3 koridor yang kita rencanakan untuk dibangun, ada yang ingin menyambung lagi tambah koridor dan sudah datang ke kita,” katanya saat ditemui detikFinance di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (29/11/2017). . Meski tak menyebut rinci siapa saja investor yang berminat, namun Dzulmi menyebutkan China, Korea Selatan dan Singapura berminat untuk membangun LRT Medan. Bahkan, investor asal China menginginkan adanya penambahan koridor baru dalam rencana pembangunannya. . “Investor luar ada dari Korea, Singapura, China. Bahkan yang dari China mereka datang sendiri nawarin. Mungkin mereka tertarik dengan pola yang kita tawarkan,” ungkapnya. . Pembangunan LRT Medan sendiri saat ini masih dalam tahap final business case (FBC). Setelah tahap ini rampung, diharapkan proses lelang investor bisa dilaksanakan pada tahun depan dan konstruksi dimulai di 2019. . Proyek ini telah tercantum di dalam daftar Public Private Partnership (PPP) project 2017 atau proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). . “Saya komitmen untuk nanti (investasi), saya sampaikan dulu ke Bappenas atau Kementerian Keuangan melalui SMI (Sarana Multi Infrastruktur), atau kalau mau kerja sama sendiri dengan kita, tapi jaminannya hanya jaminan Pemkot saja. Kalau mereka mau jaminan seperti yang dilakukan KPBU, mereka harus lakukan proses ini,” pungkasnya. . Sumber : https://m.detik.com/finance/infrastruktur/3749294/china-korsel-hingga-singapura-minat-bangun-lrt-medan
-
Pemerintah menargetkan pembangunan kereta api ringan atau LRT (light right transit) di Kota Medan, Sumatra Utara bisa dimulai pada 2019 mendatang. Pengerjaan proyek senilai Rp 6,3 triliun ini rencananya akan diserahkan kepada pemerintah daerah dengan menggandeng swasta. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, pembangunan LRT dengan skema kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) merupakan cara paling ideal, di mana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD tidak akan tersedot secara masif. . “(Pakai) APBD. Jadi ada kerja sama antara pemerintah daerah dan investor. Biasanya mereka share equity tanah. Tanah yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujar Budi ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/6). . Budi mengungkapkan, skema ini sebetulnya mirip dengan pembangunan LRT Bandung, Jawa Barat, di mana pemerintah daerah juga diberikan tugas untuk melakukan pembebasan lahan. Hingga saat ini, proyek LRT Medan sepanjang 22,7 kilometer (km) masih sebatas studi kelayakan. Budi menyebutkan bahwa pembangunan LRT Medan nantinya akan melengkapi konektivitas antara Medan hingga Bandara Kualanamu. “Kami akan studi di mana saja traffic (kepadatan lalu lintas) banyak terjadi,” ujar Budi. Pemerintah memang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur transportasi. Bandung misalnya, groundbreaking dijadwalkan akan dilakukan setelah Lebaran 2017 ini. Sementara kereta bandara Soekarno-Hatta dijadwalkan bisa beroperasi pada Agustus 2017 mendatang.(republika.co.id #2019
Pemerintah menargetkan pembangunan kereta api ringan atau LRT (light right transit) di Kota Medan, Sumatra Utara bisa dimulai pada 2019 mendatang. Pengerjaan proyek senilai Rp 6,3 triliun ini rencananya akan diserahkan kepada pemerintah daerah dengan menggandeng swasta.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, pembangunan LRT dengan skema kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) merupakan cara paling ideal, di mana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD tidak akan tersedot secara masif. . “(Pakai) APBD. Jadi ada kerja sama antara pemerintah daerah dan investor. Biasanya mereka share equity tanah. Tanah yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujar Budi ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/6). . Budi mengungkapkan, skema ini sebetulnya mirip dengan pembangunan LRT Bandung, Jawa Barat, di mana pemerintah daerah juga diberikan tugas untuk melakukan pembebasan lahan. Hingga saat ini, proyek LRT Medan sepanjang 22,7 kilometer (km) masih sebatas studi kelayakan. Budi menyebutkan bahwa pembangunan LRT Medan nantinya akan melengkapi konektivitas antara Medan hingga Bandara Kualanamu. “Kami akan studi di mana saja traffic (kepadatan lalu lintas) banyak terjadi,” ujar Budi.
Pemerintah memang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur transportasi. Bandung misalnya, groundbreaking dijadwalkan akan dilakukan setelah Lebaran 2017 ini. Sementara kereta bandara Soekarno-Hatta dijadwalkan bisa beroperasi pada Agustus 2017 mendatang.(republika.co.id #2019