Demi cita citanya,  anak bangsa ini bertaruh nyawa menyebrangi sungai Batang Gadis sedalam enam sampai tujuh meter untuk menuntut ilmu. Selain arus sungainya yang sangat deras dan dalam, sungai tersebut ternyata juga kerap menjadi lintasan kawanan buaya. . Bertahun-tahun, para pelajar mulai dari SD sampai dengan SMK di Kecamatan Mandailing Natal (Madina) Kabupaten Madina,harus dilakukan.asalnya, mereka tidak punya pilihan lain, lantaran sungai tersebut menjadi satu-satunya akses yang hanya bisa mereka lalui setiap harinya. Adapun jembatan yang di bagun pemerintah daerah, sejak dua tahun terakhir ini, belum selesai di kerjakan. . Di musim hujan dan derasnya aliran sungai, mereka harus bertaruh nyawa untuk bisa sampai ke dermaga seberang, meski aliran sungai tersebut sering di lintasi kawanan buaya saat sungai meluap. . Rosida, salah satu siswi MAN Natal mengatakan dirinya bersama teman-temannya setiap hari harus menyebari sungai yang sering di lintasi kawanan buaya, karena akses jalan darat menuju sekolah kami tidak ada. “Namun kami sering bolos ke sekolah, akibat aliran sungai terkadang tidak bisa di lalui perahu sampan, perahu sampan ini di operasikan dengan manual tenaga manusia, sehingga perjalanan perahu terbatas,” sebutnya. . Sementara Sukriman pemilik perahu sampan mengatakan, perahu sampan ini merupakan andalan warga di kecamatan Natal dan Batahan untuk menyeberang sejak puluhan tahun. . “Perahu sampan ini hanya bisa membawa 15 orang saja, dengan ongkos per orang 1.000 dan kendaraan 2.000 per orang, sedangkan bagi anak sekolah tidak di pungut biaya,” sebutnya. . Sumber : http://matatelinga.com/Berita-Sumut/Demi-Masa-Depan–Meski-Nyawa-Taruhannya

Demi cita citanya,  anak bangsa ini bertaruh nyawa menyebrangi sungai Batang Gadis sedalam enam sampai tujuh meter untuk menuntut ilmu. Selain arus sungainya yang sangat deras dan dalam, sungai tersebut ternyata juga kerap menjadi lintasan kawanan buaya. . Bertahun-tahun, para pelajar mulai dari SD sampai dengan SMK di Kecamatan Mandailing Natal (Madina) Kabupaten Madina,harus dilakukan.asalnya, mereka tidak punya pilihan lain, lantaran sungai tersebut menjadi satu-satunya akses yang hanya bisa mereka lalui setiap harinya. Adapun jembatan yang di bagun pemerintah daerah, sejak dua tahun terakhir ini, belum selesai di kerjakan. . Di musim hujan dan derasnya aliran sungai, mereka harus bertaruh nyawa untuk bisa sampai ke dermaga seberang, meski aliran sungai tersebut sering di lintasi kawanan buaya saat sungai meluap. . Rosida, salah satu siswi MAN Natal mengatakan dirinya bersama teman-temannya setiap hari harus menyebari sungai yang sering di lintasi kawanan buaya, karena akses jalan darat menuju sekolah kami tidak ada. "Namun kami sering bolos ke sekolah, akibat aliran sungai terkadang tidak bisa di lalui perahu sampan, perahu sampan ini di operasikan dengan manual tenaga manusia, sehingga perjalanan perahu terbatas," sebutnya. . Sementara Sukriman pemilik perahu sampan mengatakan, perahu sampan ini merupakan andalan warga di kecamatan Natal dan Batahan untuk menyeberang sejak puluhan tahun. . "Perahu sampan ini hanya bisa membawa 15 orang saja, dengan ongkos per orang 1.000 dan kendaraan 2.000 per orang, sedangkan bagi anak sekolah tidak di pungut biaya," sebutnya. . Sumber : http://matatelinga.com/Berita-Sumut/Demi-Masa-Depan--Meski-Nyawa-Taruhannya

Baca Selengkapnya

Bayi Bermata Satu dan Tanpa Hidung Lahir dan Hanya Hidup 8 Jam, Ini Kemungkinan Penyebabnya . Seorang bayi perempuan malang yang lahir dengan satu mata serta tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, meninggal dunia Kamis (13/9/2018). Bayi tersebut meninggal sekitar delapan jam setelah dilahirkan. Saat ini, jenazah masih berada di RSU Panyabungan. . “Benar, barusan saja meninggal. Memang dari awal kita sudah prediksi umur bayi ini tidak lama, karena kondisinya sangat buruk,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution, saat dihubungi. . Syarifuddin mengatakan, pihak dokter sudah memprediksi bayi tersebut tidak akan bertahan lama hidup di dunia. Hal ini dikarenakan kondisinya yang begitu lemah. . Selain lahir dengan satu mata, bayi tersebut juga tidak memiliki hidung. “Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain,” kata Syarifuddin. . Sumber : http://medan.tribunnews.com/search?q=Bayi+mata+satu

Bayi Bermata Satu dan Tanpa Hidung Lahir dan Hanya Hidup 8 Jam, Ini Kemungkinan Penyebabnya . Seorang bayi perempuan malang yang lahir dengan satu mata serta tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, meninggal dunia Kamis (13/9/2018). Bayi tersebut meninggal sekitar delapan jam setelah dilahirkan. Saat ini, jenazah masih berada di RSU Panyabungan. . "Benar, barusan saja meninggal. Memang dari awal kita sudah prediksi umur bayi ini tidak lama, karena kondisinya sangat buruk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution, saat dihubungi. . Syarifuddin mengatakan, pihak dokter sudah memprediksi bayi tersebut tidak akan bertahan lama hidup di dunia. Hal ini dikarenakan kondisinya yang begitu lemah. . Selain lahir dengan satu mata, bayi tersebut juga tidak memiliki hidung. "Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain," kata Syarifuddin. . Sumber : http://medan.tribunnews.com/search?q=Bayi+mata+satu

Baca Selengkapnya